Выбрать главу

Mereka berdua bertanding, berlomba-lomba meninggikan nada dan mengeraskan suara instrumen masing-masing. Mereka seperti seteru lama yang menanggungkan dendam membara, seruling clan sitar saling menggertak, menghardik, dan membentak galak... namun dengan harmoni yang terpelihara rapi. Tiba-tiba, amat mengejutkan, sama sekali tak terduga, secara mendadak mereka break!

Tiga detik diam. Setelah itu serta-merta datang menyerbu, menyalak galak, menghambur masuk bertalu-talu seluruh suara alat musik: drum, standing bass, seluruh tabla, sitar, seruling, seluruh rebana, dan electone sekeras-kerasnya. Tepat pada puncak bahana seluruh alat musik secara mendadak kami break lagi, satu detik diam, napas penonton tertahan, lalu pada detik kedua Mahar meloncat seperti tupai, merebut mikrofon dan langsung menjerit-jerit menyanyikan lagu Owner of a Lonely Heart dalam nada tinggi yang terkendali. Para penonton histeris dalam sensasi, kemudian tubuh mereka terpatah-patah mengikuti hentakan-hentakan staccato yang dinamis sepanjang lagu itu.

Inilah musik, kawan. Musik yang dibawakan dengan sepenuh kalbu. Mahar menekankan konsep akustik dalam komposisi ini, misalnya dengan mengambil gaya piano grand pada electone dengan tambahan sedikit efek sustain. Keseluruhan komposisi dan konsep ini ternyata menghasilkan interpretasi yang unik terhadap lagu Owner of a Lonely Heart. Kami yakin sedikit banyak kami telah berhasil menangkap semangat lagu itu, termasuk esensi pesannya, yaitu hati yang sepi lebih baik dari hati yang patah, seperti dimaksudkan orang-orang hebat dalam grup Yess.

Maka tak ayal lagu rock modern tersebut adalah master piece penampilan kami selain sebuah lagu Melayu berjudul Patah Kemudi karya Ibu Hajah Dahlia Kasim.

Mahar juga adalah seorang seniman idealis. Pernah sebuah parpol ingin memanfaatkan grup kami yang mulai kondang untuk menarik massa melalui iming-iming uang dan berbagai mainan anakanak, Mahar menolak mentah-mentah.

"Orang-orang itu sudah terkenal dengan tabiatnya menghamburkan janji yang tak'kan ditepatinya," demikian Mahar berorasi di tengah-tengah kami yang duduk melingkar di bawah filicium. Jarinya menunjuk-nunjuk langit seperti seorang koordinator demonstrasi.

"Kita tidak akan pernah menjadi bagian dari segerombolan penipu! Sekolah kita adalah sekolah Islam bermartabat, kita tidak akan menjual kehormatan kita demi sebuah jam tangan plastik murahan!" Mahar demikian berapi-api dan kami bersorak-sorai mendukung pendiriannya. Dan mungkin karena kecewa kepada para pemimpin bangsa maka Mahar memberi sebuah nama yang sangat memberi inspirasi untuk band kami, yaitu: Republik Dangdut. Mahar adalah Jules Verne kami. Ia penuh ide gila yang tak terpikirkan orang lain, walaupun tak jarang idenya itu absurd dan lucu. Salah satu contohnya adalah ketika ketua RT punya masalah dengan televisinya. TV hitam putih satu-satunya hanya ada di rumah beliau dan tidak bisa dikeluarkan dari kamarnya yang sempit karena kabel antenanya sangat pendek dan ia kesulitan mendapatkan kabel untuk memperpanjangnya. Kabel itu ter-sambung pada antena di puncak pohon randu. Keadaan mendesak sebab malam itu ada pertandingan final badminton All England antara Svend Pri melawan Iie Sumirat. Begitu banyak penonton akan hadir, tapi ruangan TV sangat sempit. Sejak sore Pak Ketua RT tak enak hati karena banyak handai taulan yang akan bertamu tapi tak 'kan semua mendapat kesempatan menonton pertandingan seru itu.

Ketika beliau berkeluh kesah pada kepala sekolah kami, maka Mahar yang sudah kondang akal dan taktiknya segera dipanggil dan ia muncul dengan ide ajaib ini:

"Gambar TV itu bisa dipantul-pantulkan melalui kaca, Ayahanda Guru," kata Mahar berbinar-binar dengan ekspresi lugunya. Pak Harfan melonjak girang seperti akan meneriakkan

"eureka!" Maka digotonglah dua buah lemari pakaian berkaca besar ke rumah ketua. Lemari pertama diletakkan di ruang tamu dengan posisi frontal terhadap layar TV dan ruangan itu paling tidak menampung 17 orang. Sedangkan lemari kedua ditempatkan di beranda. Lemari kaca kedua diposisikan sedemikian rupa sehingga dapat menangkap gambar TV dari lemari kaca pertama. Ada sekitar 20 orang menonton TV melalui lemari kaca di beranda. Tak ada satu pun penonton yang tak kebagian melihat aksi Iie Sumirat. Penonton merasa puas dan benar-benar menonton dari layar kaca dalam arti sesungguhnya. Meskipun Svend Pri yang kidal di layar TV menjadi normal di kaca yang pertama dan kembali menjadi kidal pada layar lemari kaca kedua. Menurutku inilah ide paling revolusioner, paling lucu, dan paling hebat yang pernah terjadi pada dunia penyiaran. Aku rasa yang dapat menandingi ide kreatif ini hanya penemuan remote control beberapa waktu kemudian. Kepada majelis penonton TV yang terhormat Pak Harfan berulang kali menyampaikan bahwa semua itu adalah ide Mahar, dan

bahwa Mahar itu adalah muridnya. Murid yang dibanggakannya habis-habisan. Sayangnya, seperti banyak dialami seniman hebat lainnya, mereka jarang sekali mendapat perhatian dan penghargaan yang memadai. Gaya hidup dan pemikiran mereka yang mengawang-awang sering kali disalahartikan. Misalnya Mahar, kami sering menganggapnya manusia aneh, pembual, dan tukang khayal yang tidak dapat membedakan antara realitas dan lamunan.

Keadaan ini diperparah lagi dengan ketidakmampuan kami mengapresiasi karya-karya seninya. Sehingga beberapa karya hebatnya malah mendapat cemoohan. Kenyataannya adalah kami tidak mampu menjangkau daya imajinasi dan pesan-pesan abstrak yang ia sampaikan melalui karya-karya tersebut. Kami selalu membesar-besarkan kekurangannya ketika sebuah pertunjukan gagal total, tapi jika berhasil kami jarang ingin memujinya. Mungkin karena masih kecil, maka kami sering tidak adil padanya.

Bab 14

Laskar Pelangi dan Orang-Orang Sawang

PAPILIO blumei, kupu-kupu tropis yang menawan berwarna hitam bergaris biru-hijau itu mengunjungi pucuk filicium. Kehadiran mereka semakin cantik karena kehadiran kupu-kupu kuning berbintik metalik yang disebut pure clouded yellow. Mereka dan lidah atap sirap cokelat yang rapuh menyajikan komposisi warna kontras di atas sekolah Muhammadiyah. Dua jenis bidadari taman itu melayang-layang tanpa bobot bersukacita. Tak lama kemudian, seperti tumpah dari langit, ikut bergabung kupu-kupu lain, danube clouded yellow. Hanya para ahli yang dapat membedakan pure clouded yellow dengan danube clouded yellow, berturut-turut nama latin mereka

adalah Colias crocea dan Colias myrmidone. Di mata awam kecantikan mereka sama: absolut, dan hanya dapat dibayangkan melalui keindahan namanya. Keduanya adalah si kuning berawan yang memesona laksana Danau Danube yang melintasi Eropa: sejuk, elegan, dan misterius. Berbeda dengan tabiat unggas yang cenderung agresif dan eksibisionis, makhluk-makhluk bisu berumur pendek ini bahkan tak tahu kalau dirinya cantik. Meskipun jumlahnya ratusan, tapi kepak sayapnya senyap dan mulut mungil indahnya diam dalam kerupawanan yang melebihi taman lotus. Melihat mereka rasanya aku ingin menulis puisi.

Saat ratusan pasang danube clouded yellow berpatroli melingkari lingkaran daun-daun filicium, maka mereka menjelma menjadi pasir kuning di Dermaga Olivir. Sayapsayap yang menyala itu adalah fatamorgana pantulan cahaya matahari, berkilauan di atas butiranbutiran ilmenit yang terangkat abrasi. Sebuah daya tarik Belitong yang lain, pesona pantai dan kekayaan material tambang yang menggoda.

Kupu-kupu clouded yellow dan Papilio blumei saling bercengkrama dengan harmonis seperti sebuah reuni besar bidadari penghuni berbagai surga dari agama yang berbeda-beda. Jika diperhatikan dengan saksama, setiap gerakan mereka, sekecil apa pun, seolah digerakkan oleh semacam mesin, keserasian. Mereka adalah orkestra warna dengan insting sebagai konduktornya. Dan agaknya dulu memang telah diatur jauh-jauh hari sebelum mereka bermetamorfosis,