Выбрать главу

IV

Di lantai bawah, di ruang makan, Rogers kebingungan.

Dia memandang boneka porselin, di tengah meja. Dia menggumam sendiri,

“Aneh! Berani sumpah tadi ada sepuluh buah.”

V

Jenderal Macarthur berbalik-balik di atas tempat tidur.

Dia belum bisa tidur juga.

Dalam kegelapan dia melihat wajah Arthur Richmond.

Dia menyukal Arthur — dia benar-benar menyayanginya. Dan dia gembira karena Leslie juga senang pada Arthur.

Leslie begitu sulit diterka. Banyak teman-temannya yang dianggapnya baik tapi menurut pendapat Leslie membosankan.

Tetapi dia tidak menganggap Arthur Richmond membosankan. Dari permulaan mereka cocok satu dengan yang lain. Mereka bicara tentang drama, musik, dan lukisan. Dan Leslie senang menggoda, menertawai dan bercanda dengan Arthur. Dan dia, Macarthur, pada mulanya gembira melihat Leslie begitu keibuan terhadap Arthur.

Keibuan! Bodoh sekali dia tidak ingat kalau Richmond berumur dua puluh delapan dan Lesli dua puluh sembilan.

Dia mencintai Leslie. Dia bisa melihatnya sekarang. Wajah berbentuk hati, mata kelabu yang kocak, dan rambut coklat yang bergelombang. Di mencintai Leslie dan sangat mempercayainya.

Jauh di Prancis sana dia duduk dan mengenang wanita itu. Kemudian dikeluarkannya fotonya dari saku bajunya.

Dan kemudian — dia tahu!

Itu terjadi persis seperti kejadian dalam cerita-cerita di buku. Surat yang masuk dalam amplop yang salah. Leslie menulis pada keduanya dan memasukkan surat yang ditujukan pada Richmond ke dalam amplop suaminya. Sampai sekarang, setelah bertahun-tahun lewat, dia, masih bisa merasakan pukulan itu — dan hati yang nyeri…

Tuhan, alangkah sakitnya!

Dan hal itu telah berlangsung sekian lama. Surat yang menunjukkan dengan jelas. Akhir pekan!

Cuti Richmond yang terakhir…

Leslie — Leslie dengan Arthur!

Kurang ajar anak itu! Terkutuklah wajah yang selalu tersenyum. Terkutuklah “siap Pak”-nya. Palsu dan munafik! Pencuri istri orang!

Dan rasa benci itu perlahan-lahan tertumpuk menjadi keinginan untuk membunuh.

Dia berhasil untuk bersikap biasa — tidak menungukkan apa-apa. Dia telah berusaha agar sikapnya terhadap Richmond tidak berubah.

Berhasilkah dia? Kira-kira begitu. Richmond tidak curiga. Emosi yang berubah-ubah merupakan hal yang biasa di sana, di mana syaraf mereka terus-menerus tergoncang dalam keadaan tegang.

Hanya Armitage muda saja yang sekali-sekali meiihat kepadanya dengan curiga. Masih sangat muda, tetapi anak itu cukup tajam membaca situasi.

Ketika tiba waktunya, Armitage barangkali bisa menduga.

Dia dengan sengaja telah mengirim Richmond untuk mati. Hanya keajaiban saja yang akan bisa melepaskan dia dari maut. Tapi keajaiban itu tidak datang. Ya, dia telah mengirim Richmond untuk dan dia tidak menyesal. Dan itu dengan mudah dapat dilakukannya. Orang selalu membuat kesalahan dan opsir-opsir itu dikirim untuk mati sia-sia.

Semua bingung, panik. Dan orang akan berkata,

 Macarthur Tua itu membuat kekeliruan besar dengan mengorbankan orang-orangnya yang terbaik. Mereka tidak akan mengatakan yang lain.

Tetapi Armitage muda lain. Dia memandang atasannya dengan aneh. Barangkali dia tahu bahwa Richmond sengaja dikirim untuk mati.

(Setelah perang selesai — apakah Armitage bicara?)

Leslie, tidak tahu. Leslie menangisi kekasihnya (dia rasa), tetapi tangis itu berhenti ketika dia kembali ke Inggris. Dia tidak pernah memberi tahu Leslie tentang apa yang diketahuinya. Mereka bersatu lagi, tetapi Leslie kelihatan tidak seperti dulu. Lalu tiga atau empat tahun kemudian Leslie menderita pneumonia ganda dan meninggal.

Itu telah lama terjadi. Lima belas — atau enam belas tahun?

Dan dia keluar dari dinas militer lalu menetap di Devon — membeli sebuah rumah kecil yang diidam-idamkannya. Tetangga-tetangga yang baik — tempat yang menyenangkan. Kadang-kadang dia berburu atau memancing. Dia selalu pergi ke gereja pada hari Minggu. (Tetapi bukan pada hari dibacakannya cerita tentang Daud menyuruh Uriah berperang). Dia tidak bisa mendengarkan cerita itu. Membuat hatinya tidak tenang.

Setiap orang sangat ramah kepadanya. Setidak-tidaknya pada saat permulaan. Kemudian, dia merasa bahwa di belakangnya orang-orang membicarakan dirinya. Mereka melihat dia dengan pandangan yang lain. Seolah-olah mereka telah mendengar sesuatu — suatu gosip…

(Armitage? Seandainya Armitage berbicara?)

Setelah itu dia menghindari banyak orang — mengurung diri. Tidak enak bila kita merasa orang membicarakan diri kita.

Dan semua itu telah lama terjadi. Sekarang semuanya tidak ada gunanya. Leslie telah hilang di kejauhan dan Arthur Richmond pun demikian. Yang telah terjadi tidak ada artinya lagi.

Bagaimanapun, hal itu membuat hidupnya sunyi.

Dia telah berusaha menghindar dari teman teman lamanya.

(Kalau Armitage berbicara, mereka pasti tahu akan hal itu.)

Dan sekarang — malam ini — suatu suara tak dikenal telah membeberkan cerita lama yang tersembunyi itu.

Apakah dia menghadapinya dengan baik? Menutup bibir rapat-rapat? Mengelabui perasaan jijik, benci — tapi bukan rasa bersalah, rasa malu? Sulit untuk dikatakan.

Tentunya tidak seorang pun menganggap tuduhan itu benar. Kecuali itu juga ada banyak hal yang tak masuk akal. Gadis yang menarik itu — suara tadi mendakwanya telah menenggelamkan seorang anak! Oh! Tentu orang gila yang membuat tuduhan seperti itu!

Emily Brent juga — dia adalah kemenakan si Tua Tom Brent dari Resimen. Suara itu menuduhnya melakukan pembunuhan! Setiap orang bisa segera melihat bahwa wanita itu adalah seorang yang saleh — tipe orang yang hidupnya hanya untuk gereja.

Kejadian gila yang betul-betul mencurigakan! Gila, tidak kurang dari itu.

Sejak kapan itu? Hei, sejak mereka tiba di pulau ini baru sore tadi! Rasanya sudah lama.

Dia berpikir: “Aku kurang yakin apakah kita bisa keluar lagi.”

Tentu saja besok, kalau perahu motor itu datang.

Lucu, pada saat ini rasanya dia tidak mau keluar dari pulau ini… kembali ke daratan, kembali ke rumah kecilnya, kembali kepada kesulitan-kesulitan dan kekuatiran-kekuatiran. Melalui jendela yang terbuka dia bisa mendengar ombak memecah karang —  sekarang sedikit lebih keras daripada sore tadi. Dan angin pun datang.

Dia berpikir: “Suara yang damai. Tempat yang tenang…

Dia berpikir: “Baiknya suatu pulau adalah sekali engkau ke sana — engkau tak bisa ke mana mana lagi… engkau sampai pada akhir segala-galanya…

Tiba-tiba dia tahu bahwa dia tidak ingin meninggalkan pulau ini.

VI

Vera Daythorne berbaring di atas tempat tidurnya, dengan mata terbuka lebar memandang ke langit-langit.

Lampu di dekatnya masih menyala. Dia takut dengan kegelapan.

Dia berpikir:

“Hugo… Hugo… kenapa aku merasa engkau begitu dekat denganku malam ini?… Di suatu tempat yang sangat dekat. Di mana dia sebenarnya? Aku tidak tahu. Aku tidak akan pernah tahu. Dia pergi begitu saja — begitu cepat — dari kehidupanku.”

Tidak ada gunanya berusaha untuk tidak memikirkan Hugo. Dia dekat dengannya. Dia harus memikirkannya — untuk mengenang…

Cornwall…

Karang yang hitam, pasir berwarna kuning yang halus. Nyonya Hamilton, gendut, lucu. Cyril, selalu merengek-rengek, menarik narik tangannya.

“Saya ingin berenang ke batu karang itu, Nona Daythorne. Mengapa saya tidak boleh berenang ke sana?”

Dia menoleh ke atas, pada mata Hugo yang sedang memperhatikannya.

Malam-malam setelah Cyril tidur…