Выбрать главу

Ya, itu terserah kepadanya.

Dia tidak mau bekerja asal-asalan.

Dia memandang syair anak anak dalam bingkai di latas rak perapian.

Cocok sekali!

Dia berpikir: “Teringat pulau ini ketika aku masih kecil. Tidak mengira kalau aku akan melakukan pekerjaan seperti ini dalam rumah ini. Mungkin merupakan hal yang baik, bila orang tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi.”

Jenderal Macarthur merengut sendiri.

Sialan semuanya. Segalanya betul-betul aneh! Sama sekali tidak seperti yang diharapkannya…  Dia akan membuat alasan dan segera pergi… meninggalkan semua ini…

Tetapi perahu itu telah kembali. Dia harus tinggal.

Si Lombard itu laki-laki yang aneh. Bukan orang baik-baik. Dia berani bersumpah laki-laki itu pasti tidak jujur.

X

Ketika gong berbunyi, Philip Lombard keluar dari kamarnya dan berjalan menuju tangga. Dia melangkah seperti harimau, halus dan tak bersuara. Memang ada sesuatu yang seperti harimau padanya. Ada mangsa yang menyenangkan matanya.

Dia tersenyum sendiri.

Seminggu eh?

Akan dinikmatinya.

XI

Di dalam kamarnya, Emily Brent dengan baju sutera hitam siap untuk makan malam. Dia sedang membaca Alkitab.

Bibirnya bergerak-gerak mengikuti tulisan:

“Penyembah berhala akan dimasukkan ke lubang yang dibuatnya: kaki mereka akan dibawa masuk ke dalam jala yang mereka sembunyikan. Kita melihat Tuhan di pengadilan yang dibuat-Nya: si jahat terperangkap dalam tangannya sendiri. Si jahat akan dimasukkan ke dalam neraka.”

Bibirnya terkatup rapat. Dia menutup Alkitab-nya.

Sambil berdiri dia menyematkan sebuah bros di leher bajunya, dan turun untuk makan.

Bab tiga

I

Makan malam hampir selesai.

Makanannya enak, anggurnya nikmat sekali. Rogers melayani dengan baik.

Setiap orang merasa segar. Mereka mulai bicara dengan lebih bebas dan akrab.

Tuan Justice Wargiave yang sedikit mabok karena anggur, menjadi menarik dengan gayanya yang kasar. Dokter Armstrong dan Anthony Marston sedang mendengarkan apa yang dikatakannya. Nona Brent mengobrol dengan jenderal Macarthur, mereka rupanya cocok. Vera Daythorne mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai Afrika Selatan kepada Tuan Davis. Tuan Davis menjawab dengan lancar. Lombard mendengarkan pembicaraan mereka. Satu dua kali dia mendongak ke atas sambil memicingkan matanya. Sekali-sekali mata itu melihat berkeliling meja, memperhatikan yang lain.

Tiba tiba Anthony Marston berkata?

“Benda-benda ini menarik sekali, bukan?”

Di tengah meja bundar, di atas tempat gelas terdapat boneka-boneka porselin.

“Negro,” kata Tony. “Pulau Negro. Aku rasa itulah maksudnya.”

Vera membungkuk ke depan.

“Saya heran. Ada berapa? Sepuluh?”

Vera berteriak,

“Lucu! Ada syair Sepuluh Anak Negro. Di kamar saya syair itu diberi bingkai dan diletakkan di atas perapian.”

Lombard berkata,

“Di kamar saya juga.”

“Dan kamar saya.”

“Dan kamar saya.”

Setiap orang mengatakannya. Vera berkata,

“Pikiran yang lucu, bukan?”

Tuan Justice Wargrave menggerutu, “Sangat kekanak-kanakan.” Dan dia minum anggur lagi.

Emily Brent memandang Vera Daythorne. Vera Daythorne memandang Nona Brent. Kedua wanita itu bangkit berdiri.

Di ruang tamu jendela jendela besar terbuka ke teras. Suara ombak terdengar gemerisik memukul karang.

Emily Brent berkata, “Suara yang menyenangkan.”

Vera berkata dengan tajam, “Saya benci dengan suara itu.”

Mata Nona Brent memandangnya dengan heran.

Muka Vera menjadi merah. Dia berkata dengan emosi yang lebih terkendali,

“Saya rasa tempat ini sangat tidak menyenangkan bila ada badai.”

Emily Brent menyetujuinya.

“Saya yakin rumah ini pasti ditutup pada musim salju,” katanya. “Tidak akan ada pembantu yang mau tinggal di sini.”

Vera menggumam,

“’Memang sulit mencari pembantu.”

Emily Brent berkata,

“Nyonya Oliver beruntung mendapat dua orang      itu. Wanita itu pandai memasak.”

Vera berpikir: “Orang-orang tua itu lucu. Mereka selalu salah dalam menyebut nama.”

Dia berkata,

“Ya, saya rasa Nyonya Owen memang beruntung.”

Emily Brent mengeluarkan sulaman kecil dari tasnya. Ketika dia akan menusukkan jarumnya dia tertegun.

Dia berkata dengan tajam,

“Owen? Anda tadi menyebut Owen?”

“Ya.”

Emily Brent berkata dengan tajam,

“Saya tidak pernah mempunyai kenalan bernama Owen.”

Vera membelalak.

“Tapi tentunya —”

Dia tidak meneruskan kalimatnya. Pintu terbuka dan tamu tamu lain ikut bergabung dengan mereka.

Rogers mengikuti mereka dengan nampan kopi.

Tuan Hakim masuk dan duduk dekat Emily Brent. Armstrong mendekati Vera. Tony Marston melangkah ke jendela yang terbuka. Blore memperhatikan patung kuningan kecil dengan heran — mungkin bertanya-tanya apakah patung yang aneh itu patung wanita. Jenderal Macarthur berdiri dengan punggung menghadap perapian. Dia memilin kumis kecilnya yang putih. Makanan tadi enak sekali. Semangatnya timbul. Lombard membalik-balik halaman Punch yang terletak pada tumpukan koran di meja dekat dinding.

Rogers berkeliling dengan nampan kopinya.

Kopinya enak hitam dan panas.

Semua rombongan telah makan malam. Mereka puas dengan dirinya sendiri dan dengan hidup ini. Jarum jam menunjukkan jam sembilan lebih dua puluh menit. Ruangan itu hening — hening yang menyenangkan.

Dan dalam keheningan itu datanglah Sang Suara. Tanpa pemberitahuan, tanpa berperikemanusiaan, menembus tajam…

“Tuan tuan dan Nona nona! Harap tenang!

Setiap orang terkejut. Mereka melihat berkeliling, melihat satu sama lain, melihat ke dinding. Siapa yang berbicara?

Suara itu terdengar lagi tinggi dan jelas:

“Anda semua bertanggungjawab atas tuduhan berikut:

‘Edward George Amrstrong, apa yang Anda kerjakan pada tanggal 14 Maret 1925, menyebabkan kematian Louisa Marv Dees.’

‘Emily Caroline Brent, pada tanggal 5 Nopember 1931 Anda bertanggungjawab atas kematian Beatrice Taylor.’

‘William Henry Blore, Anda menyebabkan kematian Jows Stephen Landor pada tanggal 10 Oktober 1928.’

‘Tera Elizabeth Daythorne, pada tanggal 11 Agustus 1935 Anda membunuh Cyril Ogilvie Hamilton.’

‘Philip Lombard, pada bulan Pebruari 1932 Anda bersalah atas kematian dua puluh satu orang suku Afrika Tunur.’

‘John Gordon Macarthur, pada tanggal 14 Januari 1917 Anda dengan sengaja membunuh pacar istri Anda, Arthur Richmond.’

‘Anthony james Marston, pada tanggal 14 Nopember tahun lalu Anda bersalah atas kematian John dan Lucy Combes.’

‘Thomas Rogers dan Ethel Rogers, pada tanggal 6 Mei 1929 Anda menyebabkan kematian Jennifer Brady.’

‘Lawrence John Wargrave, pada tanggal 10 Juni 1930 Anda bersalah atas kematian Edward Seton.’

‘Terdakwa, apakah Anda ingin mengajukan pembelaan?’ ”

II

Suara itu berhenti.

Keheningan menyapu ruangan itu, dan kemudian terdengar suara barang pecah! Rogers menjatuhkan nampan kopinya!